Prabowo-Macron Akan Bahas Kerja Sama Pesawat Tempur dan Kapal Selam: Langkah Strategis RI-Perancis di Bidang Pertahanan

Jakarta – pttogel Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, dijadwalkan akan melakukan pertemuan strategis dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dalam kunjungan resmi kenegaraan yang bertujuan memperkuat kerja sama bilateral di bidang pertahanan dan keamanan. Salah satu agenda utama dalam pembahasan adalah kelanjutan kerja sama pengadaan pesawat tempur dan kapal selam, dua aspek penting dalam modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia.


Fondasi Kerja Sama Pertahanan Indonesia-Prancis

Indonesia dan Prancis telah menjalin hubungan diplomatik yang erat selama beberapa dekade. Dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama militer dan pertahanan menjadi sorotan utama, terutama karena ketertarikan Indonesia untuk memperkuat postur pertahanan nasional di tengah dinamika geopolitik kawasan Indo-Pasifik yang semakin kompleks.

Prancis, sebagai negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan pemilik kekuatan militer maju, dipandang sebagai mitra strategis yang potensial. Prancis juga memiliki perusahaan pertahanan global seperti Dassault Aviation dan Naval Group yang dikenal sebagai produsen pesawat tempur Rafale dan kapal selam Scorpène Class.


Fokus pada Pesawat Tempur Rafale

Salah satu poin penting dalam pertemuan ini adalah penguatan kontrak pembelian pesawat tempur Rafale dari Dassault Aviation. Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman untuk membeli 42 unit Rafale secara bertahap, sebagai bagian dari program modernisasi Angkatan Udara (TNI AU).

Rafale merupakan pesawat tempur multi-role generasi 4.5 yang telah terbukti kemampuannya di berbagai medan pertempuran. Pesawat ini mampu menjalankan berbagai misi seperti serangan darat, superioritas udara, pengintaian, dan nuklir taktis. Dalam konteks Indonesia, pengadaan Rafale diharapkan dapat menggantikan pesawat tempur tua seperti F-5 Tiger dan mendukung interoperabilitas dengan sekutu regional.


Pembicaraan Serius Soal Kapal Selam

Selain pesawat tempur, Prabowo juga dijadwalkan membahas rencana pengadaan kapal selam kelas Scorpène dari Naval Group. Indonesia saat ini tengah berupaya memperkuat armada bawah lautnya untuk menjaga kedaulatan laut dan menghadapi tantangan maritim yang meningkat di Laut Natuna Utara dan perairan strategis lainnya.

Kapal selam Scorpène dikenal memiliki kemampuan stealth (siluman), daya jelajah yang luas, dan dapat dilengkapi dengan teknologi Air Independent Propulsion (AIP), yang memungkinkan kapal menyelam lebih lama tanpa harus naik ke permukaan. Ini akan sangat berguna untuk operasi-operasi rahasia dan patroli di perairan dalam.


Transfer Teknologi dan Industri Dalam Negeri

Salah satu poin negosiasi yang menjadi perhatian Indonesia adalah transfer teknologi dan pelibatan industri dalam negeri dalam proyek kerja sama ini. Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak ingin sekadar menjadi pembeli, tetapi juga mitra strategis dalam pengembangan dan produksi.

Dalam hal ini, kerja sama dengan BUMN pertahanan seperti PT PAL dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan menjadi krusial. Pemerintah berharap agar ke depan, sebagian komponen pesawat dan kapal selam dapat dirakit atau diproduksi di dalam negeri, yang tidak hanya memperkuat kemampuan pertahanan tapi juga mendongkrak kapasitas industri strategis nasional.


Konteks Geopolitik: Menghadapi Tantangan di Indo-Pasifik

Kunjungan dan pembahasan ini juga tidak bisa dilepaskan dari konteks geopolitik yang berkembang di kawasan Indo-Pasifik. Persaingan antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok mempengaruhi dinamika keamanan regional. Indonesia, yang mengusung politik luar negeri bebas aktif, memilih memperkuat aliansi non-blok melalui kerja sama pertahanan dengan berbagai negara seperti Prancis, Korea Selatan, Jepang, dan Turki.

Kolaborasi Indonesia-Prancis menjadi salah satu strategi untuk menyeimbangkan kekuatan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan maritim regional yang tangguh.


Penutup

Pertemuan antara Prabowo dan Macron mencerminkan komitmen kedua negara dalam membangun hubungan pertahanan yang lebih erat dan saling menguntungkan. Pembicaraan soal pengadaan pesawat tempur Rafale dan kapal selam Scorpène bukan hanya soal alutsista, tetapi juga bagian dari strategi besar Indonesia menuju kemandirian pertahanan dan keseimbangan kekuatan di kawasan.

Jika berhasil dijalankan dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan industri dalam negeri, kerja sama ini bisa menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah modernisasi militer Indonesia. Dunia akan melihat bagaimana langkah diplomasi pertahanan ini mengubah peta kekuatan strategis di Asia Tenggara dalam satu dekade ke depan.