Krisis Air Bersih Jadi Kendala Para Korban Banjir Aceh

Sejumlah pengungsi di Gampong Meunasah Paga, Kabupaten Pidie, Aceh, kini menghadapi persoalan baru: keterbatasan air bersih. Kondisi ini membuat mereka kesulitan mendapatkan air minum dan memenuhi kebutuhan sanitasi sehari-hari.

Situasi para warga yang mengungsi di Meunasah Paga, Kecamatan Mutiara Timur, semakin mengkhawatirkan. Selain kekurangan perlengkapan tidur, akses terhadap air bersih semakin menipis, sehingga kebutuhan dasar seperti minum dan kebersihan pribadi tidak terpenuhi dengan baik.

Belum stabilnya pasokan listrik memperburuk keadaan. Kelangkaan gas LPG membuat para pengungsi terpaksa mencari kayu bakar untuk memasak, terutama untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi bayi, balita, hingga lansia.

Sebagian besar warga tetap bertahan di tempat pengungsian karena rumah mereka masih tertimbun lumpur. Salah satu korban banjir, Ainul Mardiah, mengatakan rumahnya belum bisa dibersihkan karena lumpur yang masih menumpuk. “Saya sendiri saja di rumah, anak saya kerja di luar kota, jadi belum bisa saya bersihkan. Saya tunggu anak saya pulang dulu,” ujarnya dalam Breaking News Metro TV, Minggu, 7 Desember 2025.

Ainul mengungkapkan bahwa selama 67 tahun hidup, baru kali ini ia melihat banjir sedahsyat ini. Ia bahkan harus berdiskusi dengan anaknya terkait biaya yang diperlukan untuk membersihkan rumah dari timbunan lumpur yang tinggi.

Korban lain, Maralelo Siregar, turut menggambarkan kondisi lingkungannya yang tak kalah parah. Rumahnya masih dikepung lumpur tebal sehingga belum memungkinkan untuk dibersihkan. “Semuanya habis di dalam, lumpurnya lebih dari 12 meter, diukur dengan rol besi. Belum sanggup dibersihkan karena air pasti mengalir ke tempat yang rendah, dan memang rumah saya berada di lokasi rendah,” tutur Maralelo.

Para pengungsi kini hanya bisa berharap bantuan terus berdatangan agar mereka dapat segera pulih dan kembali ke rumah masing-masing seiring upaya penanganan yang dilakukan pemerintah.

Sumber : olx99.id