Bibit Siklon Tropis 93S Dipantau BMKG, Berpotensi Bawa Dampak Tidak Langsung
Liga335 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau perkembangan Bibit Siklon Tropis 93S yang terpantau di Samudra Hindia, tepatnya di sebelah selatan Nusa Tenggara Barat (NTB). Meskipun diprakirakan akan bergerak menjauhi wilayah daratan Indonesia, keberadaan sistem siklon ini berpotensi membawa dampak tidak langsung berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta gelombang laut yang tinggi di sejumlah wilayah.
Panggilan untuk Kesiapsiagaan dan Mitigasi Dini
Menyikapi peringatan dari BMKG, Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany, menekankan pentingnya langkah antisipasi yang cepat dan komprehensif. Politikus dari PDI Perjuangan ini meminta agar pemerintah daerah tidak mengabaikan peringatan tersebut dan segera mengaktifkan status siaga di daerah-daerah yang diprediksi terdampak.
“Kita tidak boleh menunggu bencana membesar baru mengambil langkah. Negara harus hadir lebih awal, bukan hanya hadir ketika bencana sudah terjadi,” tegas Selly. Ia juga mengingatkan agar pengalaman di beberapa daerah Sumatera, yang sempat terkendala kesiapan logistik dan koordinasi, tidak terulang.
Langkah-langkah konkret yang diharapkan meliputi penyiapan lokasi pengungsian, edukasi kepada masyarakat pesisir, pengecekan sistem drainase, serta pemetaan rinci wilayah rawan bencana hingga level desa. Identifikasi kelompok rentan, seperti lansia, anak-anak, dan penyandang disabilitas, juga dinilai crucial untuk mempercepat proses evakuasi jika diperlukan.
Analisis dan Proyeksi Pergerakan 93S
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menyatakan bahwa pemantauan intensif terus dilakukan. Dampak tidak langsung diperkirakan dapat mempengaruhi cuaca di wilayah Bali, NTB, dan NTT. Sementara itu, ketinggian gelombang laut berpotensi meningkat di perairan Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, serta di Selat Bali, Lombok, dan Alas bagian selatan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, memberikan penjelasan lebih rinci mengenai pergerakan sistem ini. Dalam 24 jam ke depan, intensitas 93S cenderung bertahan dengan pergerakan lambat ke arah barat daya. Dalam 48 hingga 72 jam ke depan, sistem diprakirakan mulai meningkat intensitasnya secara bertahap, namun dengan pergerakan yang konsisten menjauhi Indonesia.
“Berdasarkan analisis kami, sistem ini bergerak perlahan menjauhi wilayah Indonesia dan diprakirakan tidak akan berdampak langsung ke daratan,” jelas Guswanto. Meski demikian, kewaspadaan terhadap dampak tidak langsung tetap harus dijaga.
Imbauan untuk Masyarakat dan Semua Pihak
Bibit Siklon 93S mulai terbentuk pada 11 Desember 2025. Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyerukan sinergi dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan media massa, untuk menyampaikan informasi yang akurat dan terpercaya.
Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, rawan banjir, dan longsor diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Begitu pula dengan pelaku aktivitas pelayaran, perikanan, dan transportasi laut, diharapkan untuk menyesuaikan operasionalnya berdasarkan informasi peringatan dini gelombang tinggi dari BMKG.
“Hindari penyebaran informasi yang dapat menimbulkan kepanikan. Masyarakat diharapkan selalu merujuk pada kanal resmi BMKG untuk memastikan langkah pencegahan dilakukan secara tepat. Ketenangan masyarakat adalah kunci utama dalam kesiapsiagaan kita bersama,” pungkas Andri Ramdhani.